Magelang-Petani Magelang dan Temanggung menilai, Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk gabah dan beras yang ditetapkan pemerintah dan mulai efektif 1 Januari 2009, masih kurang dan belum bisa mendongkrak dan meningkatkan kesejahteraan petani. Pasalnya, masih belum menutup biaya produksi dan permainan pasar yang terkadang tidak rasional.
Menurut Ahmad (45) petani dari Desa Windusari Kecamatan Windusari Magelang, biaya produksi gabah saat ini rata-rata perkilogramnya berkisar Rp 2.600. Biaya tersebut meliputi antara lain benih, pupuk, obat-obatan dan tenaga kerja pengolahan tanah. Biaya proses pemeliharaan tiap hari belum termasuk di dalamnya.
Proses pemeliharaan itu, terangnya seperti melancarkan irigasi disaat terkena krisis air, menambal serta memperbaiki pematang sawah yang rusak, dan menyiangi tanaman padi dari rumput liar. “ HPP gabah kering panen yang sebesar Rp 2. 400 per kilogram jelas belum menutup biaya produksi, “ tegasnya, ditemui saat memanen padi disebuah persawahan.
Romadhon (37), petani lainnya, mengungkapkan HPP gabah kering giling yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 3.000 per kilogram dan HPP beras di Bulog Rp 4.600, juga belum dapat menutup ongkos seperti untuk proses pengeringan, transportasi dan penggilingan menjadi beras. “ Bagi petani idealnya HPP GKP Rp 3.400 per kilogram dan HPP beras Rp 5.000,” katanya.
Disampaikan, banyak petani yang tidak punya akses ke Bulog, sehingga menjualnya ke pedagang gabah di pedesaan, yang tentu harganya jauh dari HPP, harga gabah kering panen misalnya berkisar Rp 2.200 hingga Rp 2.300 per kilogram. Gabah siap giling Rp 2.500 per kilogram dan beras Rp 2.400 per kilogram. KR-
Home
cara bertani padi
PETANI MENILAI,SOAL HPP BARU GABAH DAN BERAS :Masih Kurang,Belum Menjamin
Posting Komentar