HomeMengubah Botol Bekas
Mengubah Botol Bekas
Selasa, 14 Desember 2010 | komentar
Mengubah Botol Bekas Menjadi Barang Seni
Menjadikan botol bekas minuman dan kulit telur menjadi produk yang bernilai jual itu sudah dilakukan Irina Cananu (40)
sejak sekitar lima tahun lalu. Kini hasil usahanya “mengubah” botol bekas dan kerajinan kulit telur telah menghasilkan pendapatan
sampai jutaan rupiah. Jangan buru-buru membuang botol bekas, apalagi yang modelnya terasa unik. Sebab, barang yang tampaknya tak berguna itu dengan sedikit “sentuhan” bisa diubah menjadi produk yang memiliki nilai jual.
Botol bekas minumann terutama yang modelnya unik dan kulit telur itu dijadikan perempuan asal Romania yang bersuamikan pria Indonesia ini, sebagai “kanvas” untuk melukis. Hasilnya? Dia bisa mengikutkan “barang bekas” itu pada berbagai pameran dan orang pun mau membelinya.
Melukis pada botol bekas minuman dan kulit telur sebenarnya merupakan usaha lanjutan bagi Irina. Sebelumnya, dia senang membuat boneka yang berbahan baku utama tepung terigu. Campuran tepung terigu yang diberi pewarna dan gula itu dibuatnya menjadi berbagai bentuk boneka. Produknya ini lalu dijadikan penghias kue tar untuk acara ulang tahun dan pernikahan.
“Kebetulan saya memang gemar melukis dan membuat berbagai pekerjaan tangan. Saya juga senang merajut dan menyulam,” kata Irina sambil menunjukkan beberapa lembar hasil rajutannya berupa taplak meja dan sarung bantal untuk kursi yang sudah dipesan pembeli.
Namun, dari berbagai pekerjaan tangan yang dibuatnya itu, ternyata pesanan yang terus mengalir adalah boneka. Kendati demikian, Irina masih bisa memanfaatkan sisa waktunya untuk melukis botol bekas dan kulit telur. Awalnya, melukis pada botol bekas itu dia lakukan sekadar untuk menyalurkan hobi. Botol bekas yang sudah dilukisnya lalu dijadikan pajangan untuk memperindah ruangan.
“Ternyata banyak juga orang yang tertarik membeli botol lukis. Jadi, pesanan botol lukis juga mengalir. Sementara lukisan pada kulit telur biasanya ramai dipesan orang pada hari-hari dekat Paskah,” ujar Irina yang menjual produknya mulai dari Rp 17.000 sampai jutaan rupiah.
Pengerjaan lukisan pada botol memerlukan waktu sekitar empat jam sampai empat hari, tergantung dari ukuran botol dan kerumitan lukisan. Di sini, kata Irina, yang diperlukan adalah kreativitas dan konsentrasi.
Keragaman warna dan budaya
Melukis pada botol dan kulit telur berawal dari hobi dan kecintaan Irina pada keragaman warna dan budaya. Dia lalu memadukan kedua hal itu menjadi lukisan pada botol dan kulit telur. Mungkin hal itulah yang membuat lukisan botol dan kulit telur Irina dirasakan orang memiliki ciri khas.
“Saya tidak bisa diam. Entah mengapa selalu saja ada keinginan untuk mengerjakan sesuatu,” ujar Irina yang mengaku senang mengerjakan kerajinan tangan sejak masih duduk di sekolah dasar.
Karena kesibukan itulah, Irina tak merasa kesepian. Bahkan waktu baginya terasa berlalu cepat dan kini sudah sekitar 10 tahun dia tinggal di Surabaya bersama keluarga. Suaminya memilih kota itu untuk mengembangkan produksi mebel untuk ekspor di kota tersebut.
“Prinsipnya, kita harus punya kegiatan. Meskipun sepanjang hari kita ada di rumah saja. Apalagi waktu hasil karya saya
mulai dibeli orang dengan harga pantas, wah rasanya makin senang,” tutur Irina yang fasih berbahasa Indonesia.
Setelah mengikutsertakan produknya ke berbagai pameran, pesanan pun mengalir. Namun, Irina merasa tak cukup puas hanya dengan membuat berbagai produk kerajinan tangan. Dia lalu membuka kursus untuk mereka yang ingin belajar berbagai kerajinan tangan yang dikuasainya.
Lewat kursus itu, Irina membagi kepandaiannya melukis pada media kulit telur, botol bekas minuman, gelas, cangkir, vas bunga, dan piring. Awalnya, peserta kursus kebanyakan ibu-ibu rumah tangga, tetapi kini murid-murid sekolah pun menekuni kerajinan tangan tersebut.
“Untuk mengajar pada kursus, saya lakukan sendiri. Namun, kalau pesanan produk meningkat, sekarang ini saya bisa minta bantuan beberapa perajin lain. Mereka juga sudah pandai membuat kerajinan, terutama untuk boneka,” kata Irina
yang tetap mengawasi sendiri kualitas produk tersebut.
Posting Komentar