Tips Beternak Kambing

Senin, 20 Desember 2010 | komentar


Beternak kambing adalah suatu kegiatan yang sangat menguntungkan, selama dalam menjalankan usaha tersebut dikelola secara benar dan serius. Tidak ada kata yang tidak mungkin. Begitulah ungkapan kata yang harus diungkapkan dalam menjalani suatu usaha. Selama kita serius dan tekun dalam menjalani usaha ini, pasti tujuan dan cita-cita kita akan tercapai.

Ada beberapa hal utama yang harus kita siapkan sebelum kita menjalani usaha ini.

1. mempersiapkan lahan pakan.
Ketersediaan pakan adalah hal yang sangat fital bagi kelangsungan peternakan. Mustahil suatu usaha peternakan terwujud tanpa diimbangi dengan ketersediaan pakan. Untuk mempersiapkan pakan, sudah seharusnya kita mempunyai gambaran tentang jumlah kambing yang akan kita pelihara. Semakin banyak kambing yang akan kita pelihara, maka semakin luas lahan pakan yang harus kita siapkan, begitu juga sebaliknya, semakin sedikit kambing yang akan kita pelihara, maka lahan yang harus kita siapkan juga tidak terlalu luas.
Pakan kambing yang ideal seharusnya tidak terdiri dari satu macam jenis saja. Kita dapat mencampur pakan tersebut dari berbagai macam daun daunan. Tetapi untuk peternakan yang mempunyai kapasitas besar, pakan yang mudah dan selalu terjamin ketersediaannya adalah rumput gajah. Karena rumput gajah dapat dipanen umur 40-50 hari. Sehingga peternak harus dapat mengatur jadwal pemenenan yang tepat. Sehingga di harapkan rumput gajah tersebut dapat selalu dipanen untuk pemberian pakan kambing. Peternak dapat menyewa lahan untuk menanam rumput gajah tersebut.

Berikut ini adalah cara penanaman rumput gajah ;

a) sediakan rumput gajah berupa stek. Bibit ini dapat diperoleh dari petani ataupun dari dinas peternakan setempat.
b) Cangkul lahan tanam dengan kedalam 20 cm dan dibuat parit dengan jarak antar parit selebar 60 cm.
c) Buat lubang tanam dengan kedalaman 15 cm, jarak antar lubang tanan sekitar 50-60 cm.
d) Beri pupuk pada lubang tanaman, pupuk dapat berupa pupuk kandang maupun pupuk pabrikansi seperti urea atau npk.
e) Masukkan bibit rumput gajah sebanyak tiga stek per lobang tanam.
f) Panen rumput gajah pertama dapat dilakukan pada tiga bulan pertama, hanya saja rumput panenan pertama ini biasanya kurang disenangi oleh kambing, sehingga biasanya rumput gajah tersebut dibuang.
g) Bersihkan segera rumput liar yang tumbuh setelah panenan pertama dilakukan, lalu beri pupuk kandang secukupnya pada tanaman tadi.
h) Setelah 40-50 hari kemudian panenan ke dua dapat dilakukan dan biasanya rumput pada panenan yang ke dua ini lebih disukai oleh kambing, karena memiliki batang yang tidak terlalu keras.

Selain diberi pakan pokok berupa hijauan, sebaiknya kambing juga diberi pakan tambahan berupa pakan penguat sebagai penguat. Sumber pakan penguat dapat berupa dedak jagung, ampas tahu, bungkil kacang tanah, kulit kedelai atau campuran pakan tersebut.
Pakan penguat tersebut jumlahnya tidak harus banyak, tetapi diusahaan setiap hari selalu disajikan ke kambing, supaya kambing tersebut tidak kekurangan mineral maupun protein.

2.Membuat kandang.

Prinsip kandang yang ideal adalah tempat yang nyaman bagi ternak kambing itu sendiri. Kandang diusahakan dibuat dari bahan yang awet dan tahan lama, terutama pada lantai kandang, kerena lantai tersebut merupakan pijakan pada saat kambing berada di dalam kandang. Apabila lantai kandang mudah patah maka akan dapat membahayakan kambing yang kita pelihara. Lantai kandang tidak boleh menggunakan papa yang terlalu lebar. karena papan yang lebar akan menghambat kotoran ataupun urin terbuang secara lancar. dampaknya kambing akan cepat kotor. menurut saya, lantai kandang yang ideal adalah lantai yang menggunakan bahan dasar bambu, karena selain harganya lebih murah, lantai bambu juga mempunyai lebaran yang pas (6 cm), sehingga kotoran dan urin langsung jatuh ke bawah.
Kandang dibikin model panggung dan lantai kandang harus dibuat miring agar kotoran kambing dapat dengan mudah dibersihkan. Selain itu dengan kemiringan lantai kandang, maka kita akan dengan mudah menampung urin kambing menuju tempat yang dikehendaki. Karena urine dan kotoran kambing (srintil) mempunyai nilai jual yang sangat bagus.
Dengan kandang model panggung, kita juga akan dapat dengan mudah mengontrol kesehatan kambing itu sendiri. Karena kesehatan kambing dapat dipantau dari kotoran kambing yang di keluarkannya. Misal, kotoran kambing agak menggumpal merupakan pertanda bahwa kambing tersebut terkena cacingan dan harus segera diberi obat cacing.
Kandang juga harus dilengkapi dengan tempat minuman kambing yang letaknya dibelakang kandang dan posisinya berada di luar kandang. Kerena kalau tempat air itu berada di dalam, kambing akan menggaru-garukkan tanduk ditempat air, sehingga air gampang tumpah.

3.Memilih Induk.

Tahap yang paling menentukan dalam usaha peternakan kambing adalah penjaringan material kandang atau pemilihan induk. Karena apabila kita salah dalam memilih induk dapat dipastikan kita akan rugi dalam menjalankan usaha ini. Karena pada prinsipnya, kambing baik maupun kambing jelek tetap makan. Dan makan adalah biaya. Makanya jangan gegabah dalam melakukan pembelian induk. Kalaupun ada kambing jelek beranak bagus itu merukakan suatu keberuntungan belaka. Tetapi kalau kita memilih induk dengan benar dan tepat, maka peluang untuk mendapatkan keturunan yang bagus sangatlah besar.
Memang tidak mungkin seekor kambing itu sempurna secara kasat mata, tetapi ada beberapa kriteria wajib, yang harus peternak pilih. Karena hal ini nantinya akan berpengaruh pada keturunan berikutnya. Kriteria yang termaksud adalah :

a). Warna harus hitam.

Warna hitam adalah warna yang sangat favorit dalam kelas kambing etawa. Apalagi pola hitam tersebut berada tepat dan presisi dibagian kepala. Ada beberapa kelompok petani yang menyebut dengan istilah “kepala hitam atau ndas ireng” (Jawa Timur). Sebagus apapun kambing itu, kalau warna tidak hitam maka pamor kambing tersebut akan berkurang. Kambing dengan warna pola hitam berarti memiliki gen warna hitam, yang apabila nanti dikawinkan dengan pejantan warna hitam, harapannya cempe yang akan dihasilkan memiliki pola warna hitam juga. Sebagai gambaran, kambing standart, pola warna hitam lebih mahal minimal Rp. 250.000, jika di banding dengan kambing pola warna coklat, dengan umur yang sama.

b). Telinga tipis, panjang dan lurus ke bawah.

Telinga tipis dan panjang merupakan syarat wajib bagi calon induk. Baik induk pejantan maupun induk betina. Telinga harus terkesan jatuh ke bawah, ujung pangkal telinga tidak boleh ada patahan. Telinga juga tidak boleh melebar ke bawah. Kebanyakan kambing yang berada di pasaran, posisi telinga atas sudah baik, tetapi di bawah melebar atau melengkung ke samping. Faktor telinga yang bagus sangat penting sekali bagi peternak, karena akan berpengaruh ke keturunan yang dihasilkan.

c. factor pelengkap lain.

Sudah penulis katakan, tidak ada kambing yang sempurna. Kalaulah ada yang bagus di pola, mungkin kambing itu memiliki kekurangan dipanjang telinga atau pada bagian yang lain. Tetapi minimal kita sebagai peternak harus mencari bakalan induk yang mendekati sempurna. Ada beberapa factor pelengkap lain yang dapat dipilih supaya kambing yang akan kita beli nantinya mendekati sempurna. Beberapa factor tersebut diantaranya,kaki atau tulangan yang besar dan kokoh, kulit yang tebal, ekor yang melengkung ke atas, bulu ekor yang lebat, mata yang cerah, tanduk yang simetris ke belakang, cekungan yang besar pada hidung kambing.
Factor pelengkap sifatnya tidak wajib. Tetapi kalau itu ada dikambing yang bakal di beli, tidak ada salahnya apabila peternak mengambilnya sebagai calon induk. Dengan pencatatan data yang lengkap, peternak nantiya akan dapat menciptakan keturunan yang stabil, jika berbagai elemen tersebut di kawinsilangkan, tetapi hal ini memerlukan waktu dan biaya yang sangat amat lama dan mahal.

Jika ingin menciptakan trah kambing seperti yang dikehendaki peternak, hal pertama yang dilakukan peternak adalah mencari induk yang berproduksi tinggi dan pejantan yag memiliki induk dengan tingkat produksi yang tinggi pula. Lebih baik lagi jika keduanya (induk dan pejantan) berasal dari induk dan pejantan yang sama (kelahiran kembar). Jika sudah cukup umur, indukan dan pejantan tersebut dikawinkan. Dengan manajemen yang baik, kambing bisa beranak 2 kali dalam 3 tahun. Dalam 2 tahun bisa menghasilkan 6 ekor cempe. Cempe-cempe jantan bisa di jual, sedangkan cempe betina terus di pelihara sampai dewasa kelamin dan jika sudah cukup umur di kawinkan dengan pejantan nenek moyangnya. Jika pejantan nenek moyangnya sudah mati atau sudah tidak terlalu kuat, bisa di gantikan dengan pejantan lain yang masih sedarah. Dari perkawinan-perkawinan ini akan selalu di hasilkan individu-individu baru yang variasinya sangat lebar, tetapi semakin lama variasi tersebut akan semakain mengecil dan mendekati seragam. Individu-individu yang produksinya tinggi terus dipertahankan sebagai induk, sedangkan individu-individu yang tingkat produsinya rendah bisa di singkirkan atau di jual.
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. PETANI INDONESIA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger