Menanam Cabai Merah

Minggu, 12 Desember 2010 | komentar


Cabai merah (Capsicuslanum)merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak digemari masyarakat Indonesia. Ciri dari jenis sayuran ini rasanya pedas dan aromanya khas, sehingga bagi orang-orang tertentu dapat membangkitkan selera makan. Permintaan cabai menunjukkan indikasi yang terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan stabilitas ekonomi nasional yang mantap. Wilayah Cianjur Selatan area dan kondisi tanahnya sangat cocok untuk menanam cabai merah ini.
cabai-cianjur1Seiring dengan berkembangnya industri pangan nasional, cabai merupakan salah satu bahan baku yang dibutuhkan secara berkesinambungan. Karena merupakan bahan pangan yang dikonsumsi setiap saat, maka cabai akan terus dibutuhkan dengan jumlah yang semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan perekonomian nasional.
Pola permintaan cabai relatif tetap sepanjang waktu, sedangkan produksi berkaitan dengan musim tanam. Maka dari itu pasar akan kekurangan pasokan kalau masa panen raya belum tiba. Dalam kesempatan seperti ini beruntung bagi petani yang dapat memproduksi cabai sepanjang tahun. Fenomena ini perlu dicermati oleh petani yang ingin berbisnis cabai.
Berdasarkan hasil pengamatan, harga cabai mencapai puncaknya secara periodik tahunan pada hari raya Idul, dapat mencapai antara Rp.30.000 – Rp.50.000 per Kg, padahal dengan harga normal pada kisaran Rp.4.000 – Rp. 5.000 per Kg usahatani cabai masih layak diusahakan.
Meskipun cabai merah bukan bahan pangan utama bagi masyarakat kita, namun komoditi ini tidak dapat ditinggalkan, harus tersedia setiap hari dan harus dalam bentuk segar. Ketersediannya secara teratur setiap hari bagi ibu rumah tangga menjadi suatu keharusan. Meningkatnya harga cabai merah atau kelangkaan pasokan di pasaran mendapat reaksi sangat cepat dari masyarakat dan insan pers. Oleh sebab itu penyediaan cabai merah dalam bentuk segar setiap hari sepanjang tahun perlu dirancang secara baik.
Cabai merah termasuk sayuran rempah yang tidak dapat disubstitusi atau digantikan oleh komoditas lain. Mengingat permintaan cabai merah relatif stabil sepanjang tahun, maka management produksi perlu diatur, agar tidak terjadi fluktuasi baik produksi maupun harga. Pola produksi cabai merah selama ini sangat tidak beraturan sehingga yang semestinya usahatani ini sangat menguntungkan, seringkali mendatangkan kerugian bagi petani maupun konsumen.
Kenyataan di lapangan, pada umumnya petani cabai merah mengkonsentrasikan usahanya pada saat musim tanam optimum ( in-season), sedangkan pada produksi luar musim (off-season) tidak banyak petani yang membudidayakannya sehingga berakibat suplai ke pasar menjadi terbatas dan harga akan naik. Akan tetapi pada awal musim kemarau, petani berlomba-lomba menanam cabai merah, sehingga pada bulan Mei ; Juli produksi dan pasokan melimpah, dan harga menjadi jatuh. Kondisi yang tidak menguntungkan bagi petani ini ditambah pula dengan terbatasnya serapan produk segar cabai merah oleh industri-industri pengolahan. Padahal sebenarnya dengan teknologi budidaya yang sedikit diperbaiki, seperti menggunakan mulsa plastik dan tanam pada bedengan, yang dikombinasikan dengan irigasi hemat air (irigasi tetes), cabai merah berhasil dibudidayakan kapan dan dimana saja. Untuk mengembangkan agribisnis cabai merah yang menguntungkan, perlu diterapkan management produksi. Selama 3 tahun terakhir ini Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura telah melakukan identifikasi dan pemantauan secara intensif besarnya permintaan mingguan dan pola produksi cabai merah. Dari pemantauan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kebutuhan nasional cabai merah lewat pasar induk hanya berkisar 750.000 – 800.000 ton/tahun atau 60.000 -70.000 ton/bln.
Mengingat selama ini Pulau Jawa memberikan sumbangan sebesar + 65% dari total produksi idealnya diperlukan areal tambah tanam setiap bulan cukup sekitar 5.000 ha untuk menghasilkan 40.000 – 50.000 ton/bln.
cabaiku-di-cianjur-selatanKeseimbangan Produksi – Serapan Pasar Hakekat dari management produksi cabai merah adalah merencanakan luas tanam dan produksi setiap bulan, sehingga dapat menyeimbangkan produksi dengan serapan pasar. Meskipun elasitas permintaan akan produk cabai yang tidak tahan simpan/termasuk rendah, namun tingkat konsumsi masyarakat ratarata/ relatif tetap.
Cianjur Selatan memiliki agroklimat yang sesuai dengan karakteristik yang dibutuhkan tanaman cabai dan buah-buahan. Cianjur Selatan dengan ketinggian 1.100 m merupakan keunggulan komparatif untuk bisnis di bidang usahatani baik sayuran dan buah-buahan.
Dan jangan heran jika anda berjalan mulai dari Gegerbitung (sukabumi) lewat takokak terus arah ciguha (sukanagara) sampai ke arah pasir nangka disepanjang jalan banyak terdapat tanaman cabai dan sayuran-sayuran yang tumbuh dengan subur.
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. PETANI INDONESIA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger